Senin, 20 November 2017
Senin, 06 November 2017
Operasi Penyelamatan Kapal Motor Mutiara Sentosa I
Pada tanggal 20 Mei 2017, ketika kapal yang akan saya
operasikan melakukan pelayaran dengan rute Gresik, Jawa Timur menuju Bontang , Kalimantan
Timur.
Saat istirahat sore hari, saya melihat liputan berita yang menyiarkan sebuah
tragedi kapal terbakar. Dalam liputan tersebut, diberitakan bahwa Kapal Motor
Mutiara Sentosa I telah terbakar di perairan Kepulauan Masalembo &
menyebabkan seluruh penumpang beserta anak buah kapal harus meninggalkan kapal
dengan segera atau dikenal dengan istilah Abandon Ship.
Menurut laporan dari liputan tersebut,
penyebab terbakarnya kapal berasal dari sebuah truk tangki berisi bahan kimia cair.
Posisi terbakar nya KM. Mutiara Sentosa I berada di sebelah timur laut Pulau Masalembo
Besar dengan jarak dari pulau sekitar 5 Nautical Mile.
Jarak lokasi kejadian ke Pulau Madura masih sekitar 70
Nautical Mile.
Sewaktu jam dinas jaga saya, kebetulan kapal yang saya
operasikan melewati daerah di sekitar perairan Masalembo. Saya melihat masih
banyak unsur-unsur unit penyelamat yang masih melakukan pencarian terhadap
korban yang diperkirakan masih mengapung di laut. Banyak kapal-kapal dari kantor
SAR daerah yang ikut langsung dalam operasi penyelamatan masih berkeliling di
sekitar perairan kepulauan Masalembo. Berikut kapal-kapal SAR yang terpantau
oleh AIS (Automatic Identification System) dari kapal saya.
Kapal SAR (KN. SAR Mataram 02) berasal dari Kantor SAR
Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kapal SAR (KN. SAR Sadewa) berasal dari kantor SAR Semarang,
Jawa Tengah.
Kapal SAR (KN. SAR Wisanggeni) berasal dari kantor SAR
Balikpapan, Kalimantan Timur.
Seluruh unsur SAR terlibat dalam operasi penyelamatan
tersebut. Dalam berita terakhir yang saya dengar tidak terdapat korban jiwa
dalam musibah tersebut dan KM. Mutiara Sentosa I telah berhasil
dievakuasi/ditarik ke Surabaya untuk penyelidikan dan investigasi lebih lanjut. Semoga untuk kedepan nya tidak terjadi lagi tragedi seperti ini. Aamiin.
Minggu, 05 November 2017
Pakaian Tahan Air (Immersion Suit)
Pakaian Tahan Air (Immersion Suit)
Salah satu alat penyelamat diatas kapal ketika terjadi keadaan darurat yaitu Pakaian Tahan Air atau sering juga disebut Immersion Suit.
Setelan ini dikenakan ketika akan meninggal kan kapal & langsung terjun ke laut. Immersion Suit berfungsi untuk mempertahankan suhu normal badan ketika berada di dalam air.
Tubuh manusia normal mudah sekali mengalami kehilangan suhu normal badannya ketika keadaan berubah mendadak. Gejala tubuh kita saat kehilangan suhu normal yaitu Hypotermia.
Maka dari itu, Komite Keselamatan Maritime IMO (IMO’s Maritime Safety Committee) dalam sesi sidang ke 66 nya pada Juni 1996 mengadopsi International Life Saving Appliance (LSA Code) masuk kedalam penetapan sesuai Resolusi Maritime Safety Committee/MSC.48(66).
LSA Code sendiri banyak berisi sejumlah minimal persyaratan untuk Lifebuoy, Lifejacket, Immersion Suit, Survival Craft, Lifeboat, and Ship Pyrotechnics.
Untuk persyaratan Immersion Suit sendiri terdiri dari banyak hal, yaitu :
Ø Bahan pembuatan Immersion Suits harus tahan air (Waterproof Materials).
Ø Tidak terbakar atau meleleh ketika berada dalam kondisi terbakar selama 2 detik.
Ø Melindungi semua bagian tubuh, terkecuali bagian muka.
Ø Tidak boleh ada bagian udara bebas, khususnya di bagian ketiak / bawah lengan.
Ø Tahan ketika digunakan untuk melompat kedalam air dari ketinggian kurang dari 4, 5 M.
Ø Harus stabil and mempunyai daya apung yang baik di dalam air ketika dikenakan bersamaan dengan Lifejacket.
Berikut contoh gambar orang yang telah memakai Immersion Suit tersebut.
Semoga penjelasan singkat ini bisa memberi manfaat yaa.
Terima kasih.
Sabtu, 04 November 2017
Rangsum Makanan Darurat
Seperti yang sudah kita ketahui, ketika terjadi keadaan darurat yg tdk bisa kita atasi maka kita harus meninggal kan kapal dengan menggunakan Lifeboat. Saat berada di lifeboat mau tidak mau kita harus mengonsumsi makanan agar kondisi tubuh tetap stabil & tidak drop. Untuk keadaan emergency tersebut, maka di dalam Lifeboat tersedia makanan darurat atau yang sering disebut dengan Rangsum makanan.
Begini lah bentuk Rangsum makanan dari sisi kemasan luar.
Persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan peraturan IMO, yaitu :
- Kandungan kalori Rangsum Makanan tidak boleh kurang dari 10.000 Kilo Joule (2.400 Kilo Calory).
- Rangsum Makanan harus dapat langsung dimakan, mudah dibuka kemasan nya, dan ditandai dengan baik.
- Selain itu Rangsum Makanan dikemas secara permanen dalam keadaan tervakum di plastik metal yang fleksibel.
- Harus ada tanggal produksi, kadaluwarsa, isi dari kemasan, serta instruksi untuk penggunaan nya.
- Rangsum Makanan harus comply dengan persyaratan dari International Organization for Standardization, dengan publikasi di ISO 18813:2006 (Ship and Marine Technology - Survival Equipment for Survival Craft and Rescue Boats).
Selain makanan, diperlukan juga minuman ketika kita berada di lifeboat. Minuman ini sangat penting mengingat tubuh kita banyak diisi oleh cairan. Ketika di dalam lifeboat setiap orang hanya diperbolehkan meminum 1,5 liter air yang mana 0,5 liter air dihasilkan dari De-salting Apparatus dan 1 liter mungkin mampu dihasilkan lewat Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator.
Begini lah bentuk Rangsum makanan dari sisi kemasan luar.
Dalam keterangan di kemasan depan tercantum komposisi bahan makanan yang terkandung di dalam rangsum makanan ini. Mulai dari gula, mentega putih, pengawet Natrium Benzoat, dan aneka macam tepung. Berat makanan ini 500 gram per kemasan nya.
- Kandungan kalori Rangsum Makanan tidak boleh kurang dari 10.000 Kilo Joule (2.400 Kilo Calory).
- Rangsum Makanan harus dapat langsung dimakan, mudah dibuka kemasan nya, dan ditandai dengan baik.
- Selain itu Rangsum Makanan dikemas secara permanen dalam keadaan tervakum di plastik metal yang fleksibel.
- Harus ada tanggal produksi, kadaluwarsa, isi dari kemasan, serta instruksi untuk penggunaan nya.
- Rangsum Makanan harus comply dengan persyaratan dari International Organization for Standardization, dengan publikasi di ISO 18813:2006 (Ship and Marine Technology - Survival Equipment for Survival Craft and Rescue Boats).
Selain makanan, diperlukan juga minuman ketika kita berada di lifeboat. Minuman ini sangat penting mengingat tubuh kita banyak diisi oleh cairan. Ketika di dalam lifeboat setiap orang hanya diperbolehkan meminum 1,5 liter air yang mana 0,5 liter air dihasilkan dari De-salting Apparatus dan 1 liter mungkin mampu dihasilkan lewat Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator.
Langganan:
Postingan (Atom)